Pages

Subscribe:

Jumat, 16 September 2011

Sekolah Harus ISO Bisa Nggak Bisa

Dalam varian sekolah unggul, ada sekolah mandiri, SSN, SBI atau rintisannya, RSBI. Yang terakhir ini orang suka memlesetkannya sebagai sekolah bertarif internasional. Internasionalnya belum kepegang, namun tarifnya berbilangan lokal bersatuan global, euro atau dolar.
Biaya mahal tersebut termasuk untuk ongkos perubahan performa sekolah, termasuk gurunya. Tidak mungkin dikatakan murah ongkos untuk merubah kultur sekolah. Mereka harus berubah menjadi lebih ramah, berpenampilan lebih pantas, senantiasa tepat waktu, dan lancar  berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, serta rela berkorban meninggalkan kebiasaan merokok.
Guru harus menghargai tinggi kebersihan dan kesejukan, bukan hanya dalam kelas-kelas yang berpendingin ruangan, tetapi juga karena teduh dan rindangnya pepohonan dalam lingkungan.
Bagaimana dengan kepala sekolah? Sudah barang tentu jauh-jauh hari ia telah meyakinkan komunitas sekolah untuk dapat mewujudkan target pembaharuan. Kemudian ia meyakinkan orangtua siswa, guru, komite sekolah, masyarakat, dan lembaga eksternal.
Target sekolah harus dapat mencapai titik di mana kepala sekolah, tenaga administrasi sekolah, dan guru-guru mencapai tingkat kompetensi tertinggi. Untuk itu, mereka diwajibkan memenuhi standar sistem manajemen mutu tertentu. Dan biasanya harus mengambil ISO, bisa nggak bisa.
Tapi, apabila produk utama sebuah sekolah adalah lulusannya, bagaimana sampai ada di antara mereka yang takut UN? O, pantas, sebab menurut pengakuan ISO, mereka kan nggak menyentuh sampai kesitu-situnya, sebagaimana di bawah ini.
ISO 9000 adalah standar sistem manajemen mutu yang dapat digunakan oleh industri manufaktur  dan juga industri jasa, seperti pendidikan. Standar ini dikeluarkan oleh International Organization for Standardization yang berpusat di Geneva, Swiss.
ISO ini bukan merupakan standar suatu produk, tetapi merupakan standar manajemen yang berorientasi pada mutu.  Jadi, sekolah yang meraih sertifikasi ISO 9001 bukan produknya yang telah memenuhi suatu standar internasional, tetapi sistem manajemen mutunya yang telah memenuhi standar internasional, yang akan memberikan produk sesuai persyaratan dan harapan pelanggan sehingga akan dicapai kepuasan pelanggan yang berdampak pada berkelanjutannya sistem di sekolah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar